dakwah itu perlu , bukan ikut hati



assalamualaikum,

Dakwah? Hmm.. kenapa berat kedengarannya  untuk dilaksanakan? Kenapa? Sebahagian para remaja kini, untuk mendengarnya sahaja telah terasa berat, inikan  pula untuk mengucapkannya. Telinga pekak dan lidah kelu dan yang terbayang di lubuk hatinya pasti urusan yang berkaitan dengan janggut, kopiah, baju koko, kain pelekat, dan tudung. Well, tidak salah anggapan tersebut. hanya kurang tepat mungkin?

Mereka berpendapat adanya pemisah antara dakwah dan kehidupan umum. Kesannya jika berdakwah adalah dari kalangan kanak-kanak dari persekolahan Maktab  atau dari kalangan orang yang aktiviti sehariannya hanyalah mengaji, mengaji dan mengaji. Golongan remaja yang kerjanya menikmati kehidupan tidak sesuai dengan konsep dakwah. Begitu?  Dakwah juga sering dikaitkan dengan mendengar lagu-lagu nasyid semacam Demi Masa-nya Raihan. Bukan tugas para remaja yang hobinya mendengar lagu-lagu pop macam Terima Kasih Cinta-Afgan. Halah, itu salah sama sekali. Bukan itu yang dikatakan sebagai dakwah. Percayalah!
Seharusnya para remaja beranggapan urusan dakwah atau tugas dakwah menjadi tanggungjawab bersama seluruh kaum muslimin. Cuma, karena tugas dakwah ini cukup berat dan tidak semua orang dapat  tahan dalam menunaikannya, jadinya dakwah secara tidak langsung diserahkan kepada mereka yang memahami sahaja. Ya, memang tidak dinafikan bahawa jalan dakwah itu perih. Tetapi, jika  berlandaskan alasan seperti ini lalu kaum muslimin yang belum mengerti atau masih awam tentang Islam jadi bebas untuk meninggalkan jalan dakwah, atau tidak mahu terjun sama sekali dalam aliran yang sewaktu dengannya, itu tentu salah, kenapa? Karena walau bagaimanapun, kita sebagai remaja tetap perlu belajar. Tetap mempunyai kewajipan mencari ilmu. Jadi, tetap tidak boleh melepaskannya kan?
Bahkan pepatah arab menyatakan bahwa aktiviti belajar dan mencari ilmu merupakan kewajipan bagi seluruh kaum muslimin dari buaian ibu hingga ke liang lahat. Jika mencari ilmu itu adalah wajib, berarti bagi yang tidak atau enggan mencari ilmu selama hidupnya, jelas dosa baginya. Allah swt juga telah menjamin orang-orang yang beriman dan berilmu akan diberikan darjat yang lebih tinggi berbanding orang yang tidak mempunyai ilmu. Firman Allah swt;
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darjat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Mujadalah [58]: 11)
Urusan dakwah ini sangat erat hubungannya dengan tingkat keilmuan. Dakwah itu terang memerlukan  ilmu. Jadi, betul kalau dikatakan bahawa tugas berdakwah hanya diberikan kepada mereka yang sudah menguasai ilmu agama. Tapi, untuk kita yang belum menguasai ilmu agama secara mantap bukan bermaksud tidak ada kewajipan berdakwah. Sebab, rasa-rasanya untuk ukuran sekarang,  hampir mustahil tiada kaum muslimin yang tidak tahu sama sekali tentang Islam. Cukup dengan satu atau dua keterangan dalam ajaran agama Islam yang sudah pernah didengar dan menjadi pengetahuannya. So, sebenarnya tetap ada kewajiban menyampaikan dakwah meskipun cuma sedikit yang diketahui. Kalau mahukan ilmu yang lebih tentang Islam, mestilah perlu belajar dan mencari ilmu lagi. Mudahkan? Insya Allah kamu pasti boleh melaluinya, asalkan ada keinginan. Betul tak?

Mengapa dakwah itu wajib?
Jawapannya, sebab Islam adalah agama dakwah. Salah satu inti dari ajaran Islam memang memerintahkan umatnya untuk berdakwah, yakni mengajak manusia kepada jalan Allah (tauhid) dengan hikmah (hujjah atau perdebatan). Kepedulian terhadap dakwah jugalah yang menjadi trademark seorang mukmin. Artinya, orang mukmin yang mengambil ringan tentang dakwah berarti bukan mukmin sejati. Jika direnungkan kembali, adakah anda sanggup membiarkan rakan anda bebas berbuat  maksiat? Tentu sekali tidak…



Dakwah itu tanda cinta
seharusnya kita menyambut baik orang-orang yang mahu meluangkan waktu dan mengorbankan tenaganya untuk dakwah dalam menyampaikan kebenaran Islam. Sebab, melalui merekalah kita jadi banyak tahu tentang Islam. Kita secara tidak langsung diselamatkan oleh seruan mereka yang awalnya kita rasakan sebagai bentuk kecerewetan mereka yang berani mengatur urusan orang lain. Padahal, justru itu tanda cinta dari sesama kaum muslimin yang tidak ingin melihat saudaranya menderita disebabkan tidak kenal Islam dan tidak taat dengan syariatnya.
Rasulullah saw. bersabda:
“Perumpamaan keadaan suatu kaum atau masyarakat yang menjaga batasan hukum-hukum Allah (mencegah kemungkaran) adalah ibarat satu rombongan yang naik sebuah kapal. Lalu mereka membagi tempat duduknya masing-masing, ada yang di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Dan bila ada orang yang di bagian bawah akan mengambil air, maka ia harus melewati orang yang duduk di bagian atasnya. Sehingga orang yang di bawah tadi berkata: “Seandainya aku melubangi tempat duduk milikku sendiri (untuk mendapatkan air), tentu aku tidak mengganggu orang lain di atas.” Bila mereka (para penumpang lain) membiarkannya, tentu mereka semua akan binasa.” (HR Bukhari)

sahabat, dakwah adalah darah dan nafas kehidupan Islam. Itu sebabnya, kita yang masih remaja pun dituntut untuk mampu tampil sebagai penyebar  dakwah yang handal. Bimbangnya kita, seandainya di dunia ini tidak ada orang-orang yang menyerukan dakwah Islam, bagaimana masa depan kehidupan umat manusia nanti? Jangan sampai Islam dan umat ini hanya tinggal “kenangan”. Marilah sama-sama kita kaji Islam biar mantap dan semangat mendakwahkannya!

terima kasih kepada xephora sarah azzahra (LOVE YOU!) untuk postnya!

p/s: suka untuk saya katakan, kata hikmah daripada seorang ustazah;

"jangan disebabkan diri kita yang tak bergerak dalam kerja dakwah, penyebaran ISLAM  itu tak bergerak... biarkan lambat, asalkan ISLAM itu terus tersebar dan ingat, kerja-kerja dakwah ISLAM ini memang makan masa, JADI, BERSABARLAH! SESEUNGGUHNYA ALLAH BERSAMA ORANG YANG BERSABAR..."
astaghfirullah, wassalam

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Perlukah mutabaah amal?

Kelebihan zikir Ya Latif

Ghurur : Terpedaya